SELAMAT DATANG TO MY
Rumah karya moh. ghufron cholid, anda bisa bertamasya sambil membaca semua karya dan bisa mengomentarinya dengan penuh perenungan dan berdasar selera masing-masing. Jangan lupa ngisi data kehadiran.Ok!

Minggu, 27 September 2015

TERBIT DI UTUSAN BORNEO MALAYSIA (27/09/2015)






MEMANDANG TENANG TELAGA

memandang tenang telaga
cinta berbaris rapi
merias hati

alam begitu teduh
menetap dalam tubuh

pedih, perih juga riuh
tak lagi singgah

memandang tenang telaga
serupa membaca riwayat cinta
 pengembara yang telah temukan rusuknya

 Junglorong, 28 Agustus 2015


MELEPAS

melepasmu di bandara
membiarkanmu kecup angkasa
getir, khawatir
adalah debar
tak bisa kuhindar

aku; burung
patah sayap

aku coba mengubur gugup
sekedar menafasi ketegaran
tak ingin ditumbuhi khawatir
sebab membakar semangat
memalingkan segala kemungkinan
menyematkan yakin
jalan yang mesti kutempuh
biar kau-aku tak rapuh

Bandara-Junglorong, 2014-2015

LUKISAN HATI SEORANG KEKASIH

rindu ini menua
bayangmu tempati sukma

waktu: kesepian
aku kesetiaan
berjalan mengintimi detak
mengintimi tapak

ketiadaanmu: kehampaan
cintamu menguatkan
senyummu meneduhkan

tiada kau
suaramu membangkitkan
aku tak sendiri
puisi-puisimu mengakar
buatku sabar

wangi kenangan
tak henti kukenakan
sampai segala
kembali bermula
semoga pertemuan kedua
segera tiba

 Junglorong, 17 Agustus 2015

ALAMAT CINTA IBU

Oleh : Moh. Ghufron Cholid

Puisi bisa menjadi salah satu alasan dari sekian alasan seseorang untuk mengekalkan pandangan pada sebuah peristiwa yang dianggap penting dan frieska lewat puisi berjudul JEMARI TUA IBU, telah mengekspresikan segenap pandangan yang berdesakan meminta segera ditulis. Moh. Ghufron Cholid

JEMARI TUA IBU

kulit lembutnya memecah
menyentuh membelai melabuhkan cinta

Frieska, bdg 2015

Kali ini Frieska hadir dengan judul yang biasa tampa menyuguhkan daya pikat di bagian judul. Barangkali frieski hendak bertaruh, apakah judul yang biasa sudah pasti memiliki isi yang biasa? Apakah ada yang lebih dulu dari frieska yang membuat judul biasa namun isinya tak sesederhana judulnya? tentu ada sebut saja sapardi dengan puisi hujan bulan juni, d zawawi imron dengan puisi berjudul ibu dan lain sebagainya.

JEMARI TUA IBU adalah judul yang biasa namun penyair selalu punya cara melihat sesuatu dengan cara pandang yang tak dimiliki mata awam, ianya selalu berusaha menggali hal tak tampak di sebalik yang tampak. Kalau mengamati judul secara berkelanjutan dan berulang tak ada tanpa yang bisa didapat selain menegaskan tentang usia yang semakin tua. Lain halnya jika kita masuk dalam ide yang dicipta lewat diksi-diksi yang dihadirkan.

kulit lembutnya memecah, baris pertama telah dihadirkan frieska yang coba mengintimi keistimewaan yang bermukim di jemari tua ibu, yang menegaskan, segala yang menjadi kebanggan diusia muda bagi seorang perempuan pada akhirnya akan mengalami perubahan rupa. Ketak kekalan akan mengintimi perlahan, kekaguman akan menyurut, semisal laut yang kadang pasang kadang pula surut.

kulit merupakan mahkota perempuan dari sisi fisik. kulitlah yang kerap menjadi sorotan untuk menentukan seberapa berharga dan berwibawa. Kulitlah yang kerap diagung-agungkan perempuan pada kaumnya. Taklah mengherankan ada ungkapan awet muda atau perawan tua. Keberadaan kulit merupakan bagian vital perempuan yang berharga dari sekian panca indera yang bisa dilihat. Oleh sebab itu sangatlah tepat kalau Allah lebih menilai ketakwaan (hati) dari pada kulit (yang melekat pada tubuh).

baris pertama juga menegaskan bahwa tiada makhluk yang sempurna sebab kesempurnaan hanya milikNya, lalu apa yang menjadi kebanggaan ketika muda akan sirna beriring perubahan waktu. Kulitpun akan mengalami penuaan dan ketertarikan pada yang fisik akan memudar manakala yang menjadi pusat ketakjuban mulai sirna lantaran perubahan rupa.

kulit lembutnya memecah, membaca berulangkali akan mendapat sebuah gambaran tentang lunturnya pamor fisik dari yang batin. betapa fisik pada masanya tak mampu menaklukkan batin. betapa kecantikan atau kekuning langsatan takkan selamanya menjadi mahkota yang bisa dibanggakan sebab ianya dibenturkan dengan kenyataan tentang adanya penuaan.

Membaca baris pertama saya teringat film-film di televisi yang begitu memuja kecantikan, begitu membanggakan kulit yang dimiliki untuk diperdagangkan/dikomersilkan pada akhirnya karena usia bertambah tua menjadi semakin tak berharga dan mewakilkan airmata sebagai penyesalan.

menyentuh membelai melabuhkan cinta, pada baris kedua fries ingin menampilkan sosok ibu yang pro aktif. Sosok ibu tak dikondisikan sebagai sosok yang lemah. Barangkali fries ingin menampilkan peran vital ibu, yang cintanya semakin bertambah kendati usianya merendah.

Barangkali diksi-diksi ini terlintas dengan sendirinya setelah mengamati atau berpapasan secara tak sengaja dengan perempuan yang masih tegar dalam menjalani hidup dan semangat dalam menerjemahkan harapan.

Baris kedua mengingatkan saya pada perempuan tua, yang demi senyum anaknya berjuang tampa pernah mempersoalkan usia. Perempuan yang tak mau terlihat lemah di mata anak-anaknya. Perempuan yang tak ingin terlihat manja dalam menggenggam kebahagiaan. Panorama semacam ini bisa ditemukan di tempat umum utamanya di pasar-pasar.

melabuhkan cinta berasal dari dua kata yakni labuh yang mendapatkan imbuhan me-kan, dan kata cinta. Melabuhkan kata kerja aktif bisa juga disebut kata bertenaga oleh karena ianya melakukan pekerjaan bukan dikenai pekerjaan.

Melabuhkan cinta sama halnya telah menemukan tempat untuk mencurahkan cinta. Pertanyaannya sekarang pada siapa seorang ibu melabuhkan cinta? Paling tidak ada dua opsi yakni pada anak-anaknya atau pada Tuhannya. Anggapan semacam ini bisa didapat jika kita mengkombinasikan antara judul dan isi puisi.

Bukankah lewat jemari cinta bisa dilabuhkan, jemari ibu yang penuh cinta mampu menentramkan hati anak-anaknya. lewat jemari ibu pula doa-doa mengalir indah kekhusyuan seorang hamba pada Tuhannya terlukiskan.

Jemari yang selalu menyangga langit cinta, berharap kebahagiaan anak-anaknya adalah cara seorang ibu melabuhkan cinta, kasih dan sayang.

Puisi ini ditulis dengan pola tuang dua baris tujuh kata yang digagas oleh Imron Tohari (Indonesia), pada baris pertama berisi 3 kata sementara baris kedua berisi empat kata.

Pada hakekatnya pola ini bisa disajikan secara kreatif,sepanjang masih dalam koridor dua baris tujuh kata dan tak terjebak pada jebakan batman seperti yang telahditegaskan oleh penggagasnya. Mengenai filosofi dan sejarah lahirnya pola tuang ini bisa langsung ditanyakan pada saudara Imron Tohari atau bisa langsung mengunjungi group pola tuang tersebut di fb dengan membaca segenap arsip tulisan di dokumen group.

Pada hakekatnya puisi pola tuang bukanlah penghambat kreativitas, melainkan ianya berfungsi sebagai upaya penyair berdisiplin dengan aturan yang ada, di samping itu mengupayakan makna yang luas dengan pemilihan diksi yang ketat.

Madura, 11 September 2015
Biodata Penulis 
Moh. Ghufron Cholid adalah nama pena Moh. Gufron, S.Sos.I, lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Karya-karyanya tersebar di berbagai media seperti Mingguan Malaysia, New Sabah Times, Mingguan Wanita Malaysia, Mingguan WartaPerdana, Utusan Borneo, Tunas Cipta, Daily Ekspres dll juga terkumpul dalam berbagai antologi baik cetak maupun online, terbit di dalam maupun luar negeri seperti Mengasah Alief, Epitaf Arau, Akar Jejak,Jejak Sajak, Menyirat Cinta Haqiqi, Sinar Siddiq, Ketika Gaza Penyair Membantah, Unggun Kebahagiaan, Anjung Serindai, Poetry-poetry 120 Indonesian Poet, Flows into the Sink into the Gutter, Indonesian Poems Among the Continents, dll. Beberapa puisinya pernah dibacakan di Japan Foundation Jakarta (10 Agustus 2011), di UPSI Perak Malaysia (25 Februari 2012), di Rumah PENA Kuala Lumpur Malaysia(2 Maret 2012) dan di Rumah Makan Biyung Jemursari Surabaya dalam acara buka bersama Pipiet Senja (30 Juli 2012), di Jogja dalam Save Palestina (2012), di Sragen dalam Temu 127 Penyair Dari Sragen Memandang Indonesia (20 Desember 2012), di Pekalongan dalam Indonesia di Titik 13 (Maret 2013), di Sastra Reboan dalam Temu Sastra Indonesia-Malaysia (Agustus 2013), di P.O.RT AmanJaya, Mydin Mall dan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam Kongres Penyair Sedunia ke 33 (21,23, 26 Oktober 2013), di Brunei ketika menikmati indah kampoeng air (7 November 2013) di Al-Izzah Islamic Boarding School Batu Jawa Timur dalam safari menulis bersama Pipiet Senja dkk (Juli, 2014), di RRI Sumenep (5 Januari 2015), di Pondok Pesantren Putri dan Putra Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan (27&28 Juni 2015). Alamat Rumah Pondok Pesantren Al-Ittihad Junglorong Komis Kedungdung Sampang Madura. HP 087759753073
 
Sumber http://www.binarakyatnews.com/2015/09/alamat-cinta-ibu.html?m=1

MADURA, SEBAB AKU ANAKMU



Madura, kelak bila aku keluar dari pelukmu
Mengembara ke tanah baru
Kau tetap kusebut ibu
Padamu aku menyusu
Saripati waktu
Anugerah Rabbku

Madura, kelak bila aku dikenal
Sesungguhnya aku bukan sesiapa
Aku anakmu, lahir dari rahim restumu
Dan Allah
Segala berkah

Selepas mengembara
Aku akan pulang dalam pelukmu
Sebab aku
Anakmu, anakmu
Dan
Anakmu
Sebab kaulah ibuku
Hadiah termanis Rabbku

Bandung, 27 Septemper 2015

RIWAYAT CADAS PANGERAN

RIWAYAT CADAS PANGERAN

sepanjang tiga kilo
cadas pangeran mencatat duka

Herman Willem Daendels
bangun jalan maut
setahun rintih kerja rodi
: laut tak pernah surut

cadas pangeran yang ditumbuhi duka
dan luka
mengasuh keberanian di dada
pangeran kornel yang dibesarkan cinta
tak lagi mampu mengawal badai amarah

sebagai penguasa
cinta rakyat sepenuh jiwa
tak rela hujan airmata
basahi bumi tercinta

hendak hati berduel ksatria
menanam takut pada Daendels
dalam tatap menuju degup
Daendels berpeluk gugup

peta kompromi
Daendels berbagi
pangeran kornel terbuai janji

Daendels hadir tabur getir
raung pangeran kornel
sirna di ujung bedil
yang tersisa hanya ratap
mewarnai langit gugup

Sumedang, 26 September 2015
*Cadas Pangeran adalah jalan maut yang dibangun Herman Willem Daendels pada tahun 1809 dengan memanfaatkan kerja rodi penduduk pribumi.

Jumat, 25 September 2015

TERBIT DI DETAK PEKAN BARU

Puisi-puisi Moh. Ghufron Cholid

Dibaca: 144 kali  Jumat,28 Agustus 2015 | 02:36:00 WIB
Puisi-puisi Moh. Ghufron Cholid
Ket Foto : ilustrasi/net
KEPADA PARA PENYAIR
: Rekan-rekan Penyair Tifa Nusantara 2
 
kesetiaan
kalahkan jarak tempuh
bersalaman ruh
merampungkan harapan
biar masa depan tak lagi perih
 
kesetiaan
yang mengakrabkan
segala tatap dan keyakinan
 
dan puisi
thariqah cinta
penyair, damaikan negeri
bernama pertiwi
 
Torjunan, 2015
 
 
 
KESAKSIAN BUAT INDONESIA
 
sebab aku madura
kau akar, akulah pohon
 
Junglorong, 2015
 
 
 
NEGERI PARA PENYAIR
 
puisi-puisi tumbuh
suburkan zikir
rimbunkan tafakur
Allahu Akbar
 
Torjunan, 26 Agustus 2015
 
 
 
MADURA
 
Di dadamu, celurit
Serupa alief tegakkan langit
 
2013
 
Sumber http://detakpekanbaru.com/berita/detail/12571/2015/08/28/puisi-puisi-moh.-ghufron-cholid#.VgWcfL9Bflc

TERBIT DI POS METRO PRABU

Puisi-Puisi Moh Ghufron Cholid
22 Sep 2015

KEPADA FRIEDA AMRAN

Belanda-Indonesia
Semakin dekat saja
Tiga puluh tahun, belanda mengasuh
Hanya Indonesia yang jadi ruh
Menempati tubuh

Temu sastra
Telah jadi alamat setia
Betapa keyakinan teguh
Tak pernah sia-sia,
Tak terhempas riuh

Bandung, 2015

KEPADA MAMAN S MAHAYANA

Unpad padjajaran
Pertemuan
Yang menyisakan senyuman

Di sini
Kau kembali menggali
Sejarah yang tersembunyi

Ada simpul sejarah
Betapa Indonesia-Malaysia
Pernah setubuh, seruh
Dalam sejarah

Mengasah benci
Sama halnya mengarsir hati sendiri
Demikian kau berbagi
Dalam beningkan nurani

Bandung, 2015

SELAMAT MALAM BANDUNG

kota yang mengusir murung
selamat malam bandung

Bandung, 2015

PAGI YANG LEPAS DI JAMIKA

pagi yang lepas di jamika
anak panah takdir
yang lesat dari busur zikir
dan syukur; rekah bunga

Bandung, 2015

Sumber http://www.posmetroprabu.com/2015/09/puisi-puisi-moh-ghufron-cholid.html?m=1

TEMU SASTRA INDONESIA MALAYSIA (2015)

 Pembacaan Doa Oleh Moh. Ghufron Cholid dalam Temu Sastra Indonesia di Nu Art 18/09/2015
 Sesi Foto Bersama Setelah Pembukaan Temu Sastra Indonesia Malaysia di Nu Art 18/09/2015


Duet Baca Puisi di Malam Apresiasi, Moh. Ghufron Cholid (Madura) dan Shirley Idris (Malaysia) di Kampung Pa'go 19/09/2015

PUISI-PUISI MOH. GHUFRON TERBIT DI KORAN MADURA (18 /09/2015)

Teratai Abadi

rindu yang menguntum
ranum
bilakah terpetik
angin mengisahkan percakapan
sunyi pecah perlahan

dedaun mulai menguning
hari-hari menegaskan diri
hidup adalah keakraban
menyusun pengertian

menandai kenangan dalam degup
ada yang pindah perlahan, gugup
takut menyergap
kegetiran semakin karib

kenangan meraung dan terus meraung
jalan yang lengang
menegaskan pandang
yang pernah datang dan hilang

ketika jarak merentang
di manakah menegak keakraban
hanya dalam doa dan kesetiaan

Madura, 2013-2015

Selepas Idris Sardi

biola itu masih memperkenalkan diri
menyapa segenap hati

nyaring nurani
mengurai nyeri
mengisahkan keprihatinan tak bertepi

pemuda dari negeri kertas
tegak menerjemah cahaya
membuat jejak cita
tapak doa
dalam biola
Madura, 24 Februari 2015
Malam Manis

menjilbab hati
cinta suci abadi
warisan nabi

Madura, 22 Februari 2015

Menujumu

aku menujumu
bermukimkah rindu
adakah kamar untukku
dalam hatimu
aku menujumu
gerimis berganti hujan
bertukarkah hatimu
layaknya bunglon
yang bertahan

2015

Rabu, 16 September 2015

Undangan Antologi "Dari Sragen Memandang Indonesia"

127 PENYAIR
“DARI SRAGEN MEMANDANG INDONESIA”

Kepada Yth.
Teman-teman Penyair
Di Tempat.

Salam,

Berikut kami informasikan daftar nama 127 penyair yang puisinya lolos seleksi untuk program Penerbitan Antologi Puisi “DARI SRAGEN MEMANDANG INDONESIA” oleh Dewan Kesenian Daerah Sragen.
Selanjutnya, panitia akan mengirimkan surat undangan resmi kepada para penyair untuk hadir pada acara launching antologi tersebut.
Terima kasih atas segala partisipasinya.

Salam

Sosiawan Leak (Kurator 1)
Sus S Hardjono (Kurator 2)

Daftar nama 127 penyair

1. A’yat Khalili
2. Abah Yoyok
3. Abdul Aziz (HM. El-Basyroh)
4. Abdul Salam HS
5. Abdurrahman El Husaini
6. Achiar M Permana
7. Adi Rosadi
8. Adi Suhara
9. Adin
10. Agung Yuli TH
11. Agus R. Sarjono
12. Agus Sri Danardana
13. Agustav Triono
14. Alex R. Nainggolan
15. Alfiah Muntaz
16. Alie Emje
17. Aming Aminoedhin
18. Andrias Edison
19. Arafat AHC
20. Arini Septiyan Irawati
21. Asih Prasetiyawati
22. Asyari Muhammad
23. Ayu Cipta
24. Azie Nasrullah
25. Badaruddin Amir
26. Bagus Burham
27. Bambang Eka Prasetya
28. Bambang Karno
29. Bambang Wadoro
30. Bambang Widiatmoko
31. Beni Setia
32. Btara Kawi
33. Bontot Sukandar
34. Budhi Setyawan
35. Boedi Ismanto SA
36. Bunga Hening
37. Cho Chro Tri Laksono
38. Danarto
39. Daniel Tito
40. Daru Maheldaswara
41. Dasuki D.R.
42. Deddy Firtana Iman
43. Dedet Setiadi
44. Dharmadi
45. Dictionary Januar Rabit
46. Dimas Arika Mihardja
47. Dimas Indianto S.
48. Djuhardi Basri
49. Dwi Ery Santoso
50. Dyah Setyawati
51. Edy Samudra Kertagama
52. Ekohm Abiyasa
53. EM Yogiswara
54. Endang Setiyaningsih
55. Endang Supriadi
56. Eri Maryana
57. Es Wibowo
58. Fadjar Sutardi
59. Fanny Chotimah
60. Fathur E.R.
61. Fauzi Robbani
62. Gatut Lestari
63. Gia Setiawati Mokobela
64. Giyanto Subagio
65. Gunawan Tri Atmodjo
66. Handry TM
67. Hardo Sayoko SPB
68. Haryono Soekiran
69. Heru Mugiarso
70. Ilham Wahyudi
71. Indah Darmastuti
72. Indrawisudha
73. Jeny Rahmat Taufika
74. Johan Bhimo
75. Joshua Igho BG
76. Jumari HS
77. Karisma Fahmi Y
78. Kusprihyanto Namma
79. Lailatul Kiptiyah
80. Lailiatul Barokah
81. Latief S. Nugraha
82. Lennon Machali
83. M Enthieh Mudakir
84. M. Raudah Jambak
85. M. Maksum
86. Maria Magdalena Bhoernomo
87. Moh. Ghufron Cholid
88. Mubaqi Abdullah
89. Muhammad Rois Rinaldi
90. Muhammad Asqalani eNeSTe
91. Murdoks
92. Nanang R Supriyatin
93. Nanang Suryadi
94. Nurochman Sudibyo YS
95. Parlin Parline
96. Poetry Ann
97. Pradita Nurmalia
98. Puitri Hati Ningsih
99. Puspita Ann
100. R. Djoko Prakosa
101. RB. Edi Pramono
102. Ribut Achwandi
103. Riswan Hidayat
104. Sandra Palupi
105. Santi Almufaroh
106. Seruni Unie
107. Setia Naka Andrian
108. Slamet Widodo
109. Sofyan RH. Zaid
110. Sri Wintala Achmad
111. Sunardi KS.
112. Susmi Hartini
113. Suyitno Ethex
114. Thomas Budi Santoso
115. Thomas Haryanto Soekiran
116. Thoni Mukharrom
117. Tri Astoto Kodarie
118. Udik Agus D.W
119. Umirah Ramata
120. Usup Supriyadi
121. W Haryanto
122. Wieranta
123. Windu Mandela
124. Wongwingking
125. Yogira Yogaswara
126. Yudhie Yarcho
127. Zen AR

sumber http://arafatahc.blogspot.co.id/2012/12/undangan-antologi-dari-sragen-memandang.html

PEMBERITAHUAN DAFTAR PENYAIR YANG MASUK DALAM ANTOLOGI INDONESIA DALAM TITIK 13

PEMBERITAHUAN DAFTAR PENYAIR YANG MASUK DALAM ANTOLOGI INDONESIA DALAM TITIK 13

PEMBERITAHUAN DAFTAR PENYAIR YANG MASUK DALAM ANTOLOGI INDONESIA DALAM TITIK 13



1. Achmad Sultoni, - Cilacap
2. AnggaHermawan - Pekalongan
3. A Rahman Al Hakim - Kalsel
4. Ayid Suyitno PS - Jakarta.
5. Gunawan Tri Atmodjo – Solo
6. HendrikEfriadi, - Banjarnegara
7. JhonFawerSiahaan - Tapanuli Utara
8. M. RaudahJambak, S. Pd – Medan
9. ShohifurRidhoIlahi, - Sumenep
10. SYARIFUDDIN ARIFIN – Padang
11. ThoniMukarrom - Tuban
12. Trilara– Bali
13. AyuEstika - Kebumen.
14. Wahyudi– Cirebon
15. DARYAT, S.Pd- Semarang Timur
16. SUMASNO HADI – Banjarmasin
17. PAGISYABANA – Purwokerto
18. IbuUun– Semarang
19. Jessica Permatasari- Yogyakarta.
20. AgungBumiParasetya – Indramayu
21. JinggaSenja - Minang
22. AmynChusen– Tuban
23. OSCAR AMRAN – Bogor
24. Ryan Rachman – Purbalingga
25. BunyaminFasya - Tasikmalaya
26. Abdul Salam HS - Serang-Banten
27. Anna Lestari - Tangerang
28. Anik Pemetik Bintang – Pekalongan
29. Santi Almufaroh – Jepara
30. Mubaqiabdullah - Tegal
31. DriyaWidiana MS–Semarang
32. Drs H Djawahir Muhammad, Mpd – Semarang
33. DARU MAHELDASWARA – Bantul
34. Ni Ketut Sri Budhi Dwi Marleni – Denpasar
35. Mario F Lawi, - Kupang, NTT
36. Moh Umar Alwi - Cirebon
37. Lukman Al Faris (Lulu Comal) – Pemalang
38. Abdillah Mubarak Nurin - Banjarmasin
39. Rezqie Muhammad AlFajar - Kalimantan Selatan
40. Riyan El Jameel - Purwokerto
41. Imam Safwan– Lombok
42. Kiki Sulistyo – Lombok
43. Wahyudi Abdurrahman Zaenal - Ketapang (Kalimantan Barat)
44. Januario Gonzaga - Kupang – NTT
45. Semarang - Sulistyowati SE. MM
46. Muhammad Musyaffa – Banyumas
47. Anwar Fahlevie - Jakarta Selatan
48. ARIF SAIFUDIN YUDITIRA – Klaten
49. GUNOTO SAPARIE – Kendal
50. NajibulMahbub – Pekalongan
51. INDRA KS – Banyumas
52. Wong agung utomo - Bekasi
53. Asro al Murthawy _ Jambi
54. F. Rizal Alief – Madura
55. Joseph A.S ( Arief Sudarmadi ) – Pekalongan
56. Julia Hartini – Bandung
57. YUSRAN ARIFIN – Tasikmalaya
58. Tulus Setiyadi – Madiun
59. Damar Krisetyo Wicaksono – Purworejo
60. Wahyudi Yuli – Cirebon
61. Adi Suhara – Jambi
62. Dimas Indianto S, - Brebes
63. SANG BAYANG – Semarang
64. Abdul Mahyuddin Djou – Kupang
65. Daniel Mamora - Depok, Jawa Barat
66. riswan hidayat
67. ABAH YOYOK – Banten
68. Syafrizal Sahrun - Deli Serdang, Prov. Sumatera Utara
69. Irfan M. Nugroho – Banyumas
70. Bagus Burham – Kudus
71. Hasan Bisri BFC – Pekalongan
72. Thoni Mukarrom I.A. - Tuban, Jawa Timur
73. Sulaiman Juned - Aceh
74. Muhammad Tajul Mafachir – Sudan
75. M. Entih Mundakir – Tegal, Jawa Tengah
76. Alif Raung Firdaus – Jember
77. Zilian Zahra – Pekalongan
78. Liswan Payub (Alex R. Nainggolan) - Tangerang Banten.
79. Muhammad Abil Arzaqi – Tirto
80. Bayu Firmansyah –Pekalongan
81. Dimas Arika Mihardja - Jambi
82. Septi Shinta Sunaryati – Yogyakarta
83. Unu D Bone – Kefamenanu
84. Eri Setiawan – Banjarnegara
85. M. Syamsul Ma’arif Ma’shum - Cirebon
86. Jack Efendi, (Ponadi Efendi Santoso) - Bekasi Selatan
87. Ekohm Abiyasa - Karanganyar, Solo
88. Umirah Ramata – Cirebon
89. Matroni Muserang - Yogyakarta
90. Nailul Authar - Aceh Timur
91. Ellie R. Noer/Eli Nurhalimah – Bandung
92. Luthfi, Bachtiar – Brebes
93. Ratu Ayu Neni Saputra – Cirebon
94. Ali Syamsudin Arsi - Banjarbaru, Prov. Kalsel
95. Asyari Muhammad - Jepara
96. Sri Sudarianti - Nusa Tenggara Barat
97. Zabidi Zay Lawanglangit – Bekasi, Jawa Barat
98. TUTUR KH – Cakung, Jakarta Timur
99. Khairul Umam – Sumenep Madura
100. ASRUL IRFANTO – Bojonegoro – Jawa Timur
101. Adila Hukmi - Pekalongan
102. ARIF HIDAYAT - Purbalingga Jawa Tengah
103. Budhi Setyawan – Bekasi, Jawa Barat
104. Windu Mandela - Sumedang
105. Moh. Ghufron Cholid – Madura
106. Arsyad Indradi - Kalimantan Selatan
107. yudhie yarcho
108. SLAMET RIYADI SABRAWI – Yogyakarta
109. Untung Sulistio Wardojo – Bandung
110. Danny Armando Firmansyah – Bandung
111. Muzammil Frasdia - Bangkalan
112. Hesti Sartika – Medan
113. R. ABDUL AZIS – Bandung
114. Gendut - Jakarta
115. Agustav Triono – Purwokerto
116. Udin Sape Bima – Bima
117. SUYITNO ETHEX – Mojokerto
118. Nuning Kusumaning palupi S E – Semarang
119. Imam Khanafi - Kudus
120. VIDDY AD DAERY – Lamongan
121. Adi Rosadi – Cianjur
122. Tandi Skober – Bandung
123. Hafney Maulana – Riau
124. M. Haryanto ( Emha Jayabrata) – Batang
125. Arafat Abdul Hadi Choliel ( Arafat AHC ) – Semarang
126. SUYADI SAN – Medan
127. Lailatul Kiptiyah – Blitar
128. Abdurrahman El Husaini - Kalimanan Tengah
129. Surya hardi - Pekanbaru-Riau
130. idni Arfia Rahman – Bandung
131. Mochamad Dikdik Ripaldi Aripianto – Bandung
132. Fendi Kachonk - Kabupaten Sumenep
133. RezqieMuhammad AlFajar – Kalimantan Selatan
134. Slem Reog - madura jawa timur
135. Ardian Je - Serang-Banten
136. DEDET SETIADI - Magelang
137. SUSILANING SETYAWATI (SUS . S. HARDJONO) – Sragen
138. uhammad Izzuddin Syahid – Bogor
139. Utomo Soconingrat – Jambi
140. Rosiana (Oase Senja) – Kalimantan Selatan
141. Mac Gayoon – Sidoarjo Jawa Timur
142. Khalili – Sumenep
143. Arie Azhari Nasution – Medan
144. Sofyan RH. Zaid – Sumenep
145. Dasuki D.R. – Tangerang
146. Bagus Lumayung Jati - Kroya Cilacap
147. Betara Kawhie - Depok Sleman YK
148. HIMAS NUR – Semarang
149. RIAN IBAYANA – Ciwidey Bandung
150. Karisma Fahmi Y – Surakarta
151. Dudi Irawan – Palembang
152. KIDUNG PURNAMA - Ciamis Jawa Barat
153. Dyah Kencono Puspito Dewi – Bekasi
154. A.Ganjar Sudibyo – Semarang
155. Faizy Mahmoed Haly - Semarang
156. Wong Sae – Grobogan
157. Stheno Teumessia – Tasikmalaya
158. RIFAT KHAN - Lombok Timur, NTB.
159. Bening Kusumaningtiyas Az-zahra – Tasikmalaya
160. Asih prasetiyawat – Tegal
161. Nurochman Sudibyo YS – Tegal
162. SOBIH ADNAN – Cirebon
163. Diah Setyowati – Tegal
164. Wirasatriaji - Batang, Jawa Tengah
165. Idris Siregar - Sumatera Utara
166. Yogira Yogaswara – Bandung
167. FE Sutan Kayo – Jambi
168. MS Rahman – Cirebon
169. Selendang Sulaiman – Sumenep
170. Parlin Parline – Medan
171. Joshua Igho
172. Den Rasyidi Az (Muhammad Rasyidi) - Sumenep Madura
173. Jufri Zaituna – Madura
174. Dian Hartati – Bandung
175. Mahbub Junaedi - Brebes Jawa Tengah
176. Willy Asmara HW - PekalongaN
177. Ribut Achwandi - dipekalongan
178. Dwi Ery Santoso - Tegal.
179. Hadi Lempe – Pekalongan
180. Dhoni Zustiyantoro – Demak
181. Thata musyafa – Pekalongan
182. Bontot sukandar – Tegal
183. Ahmad Wayang - Serang-Banten
184. Seruni
185. Aldy Istanzia Wiguna – Bandung
186. ro'istiawan – Jepara
187. SRI WINTALA ACHMAD – Yogyakarta
188. Faozan Muhaimin - Tegal
189. En kurliadi - Madura,
190. Pujianto (Puji Pistols) - Pati.
191. Huponk – Pekalongan
192. Ullyl Ch – Pati
193. Hardho Sayoko - Madiun
194. Boedi Ismanto - Tegal
195. Arafat Abdul Hadi Choliel – Demak
196. Dedy Tri Riyadi - Jakarta.
197. Titi Sukarni – Cilacap
198. Lauh Sutan Kusnandar - Lombok Barat, NTB
199. Mohamad Baihaqi Alkawy – Lombok
200. ADRI SANDRA – Padang
201. Akhmad Taufiq - lamongan
202. Dewi Kelana – probolinggo
203. A’YAT KHALILI – Sumenep
204. Ummi Rissa - Bekasi
205. Rr.Metta.P.Wardhani - Bandung,
206. Yuyun Sujono – Surabaya
207. Citra D. Vrestri Trisna – Surabaya
208. Annisa Hidayat, - Taliwang
209. ratna ayu lestiani – pekalongan
210. Hufron Muda – Pekalongan
sumber http://kalenderlunar.tumblr.com/page/81

100 PENYAIR ISI ANTOLOGI SYAIR PERSAHATAN DUA BANGSA



Temu Sastra Indonesia Malaysia, Bandung, 18-20 September 2015
temu sastra
Banda Aceh-100 Penyair akan “menghuni” antologi puisi "SYAIR PERSAHABATAN DUA BANGSA" yang diterbitkan sebagai bagian dari perhelatan Temu Sastra Indonesia Malaysia, yang akan berlangsung di Bandung, 18-20 September 2015. Penyair tersebut hampir seluruhnya merupakan penyair kondang yang sempat di ingat panitia penyelenggara untuk mengikuti Acara sastra ini.
Penyair Indonesia: Acep Zamzam Noor, Adri Darmadji Woko, Akhmad Sekhu, Akhmad Taufiq, AJ Susmana, Anwar Putra Bayu, Ariany Isnamurti, Bambang Widiatmoko, Beni Setia, Deknong Kemalawati, Diah Hadaning, Dian Hartati, Dimas Arika Mihardja, Dino Umahuk, Eddie Prabu, Eka Budianta Dua, Elly Andromeda, Endang Supriadi, Ewith Bahar, Fadli Zon, Faruk Tripoli, Fadjroel Rachman, Frieda Amran, Handrawan Nadesul, Handry TM, Heni Hendrayani Sudarsana, Heryus Saputro, Ilham Q Moehiddin, Imron Tohari,Irawan Massie, Isbedy Stiawan Z S, Iverdixon Tinungki, Jim B Aditya, Johny Itam, Jose Rizal Manua, Kurnia Effendi, Kurniawan Junaedhie, Mario F Lawi, Moh. Ghufron Cholid, Muhammad Rois Rinaldi, Nanang R Supriyatin, Naning Pranoto, Narudin Pituin, Nia Samsihono, Rama Prambudhi Dikimara, Ratna Ayu Budhiarti, Reda Gaudiamo, Sastri Bakry, Sihar Ramses Simatupang, Gustu Sinduputra,Slamet Riyadi Sabrawi, Soni Farid Maulana, Sonny H. Sayangbati, Syarifuddin Arifin, Tetet Srie WD, Titi Rumsiti, Udin Sape Bima, Uki Bayu Sedjati, Viddy Daery, Violetta Simatupang, Wahyu Wibowo, Wannofri Samry, Warih Wisatsana, Wayan Jengki Sunarta, Yahya Andi Saputra, Yanie Wuryandari, Yonathan Rahardjo, Yurnaldi Paduka Raja, Yusuf Susilo Hartono.
Penyair Malaysia: A Wahab Ali, Ahmad Khamal Abdullah, Anwar Ridhwan, Baha Zain, Borhan Md. Zain, Chai Loon Guan, Dharma Wijaya, Djazlam Zainal,Dr. Ibrahim Ghaffar, Hasimah Harun, Hasyuda Abadi, Irwan Abu Bakar, Ismas Saring, Latiff Mohiddin, Letfee Ahmad, Lim Swee Tin, Malim Ghozali PK, Muhammad Haji Salleh, Muhammad Saleeh Rahamad, Nassury Ibrahim, Noordin Hassan, Puzi Hadi,Raja Rajeswari Seetha Raman, Rosli K Matari, Rosmiaty Shaari, Shirley Idris, Siti Robiah Binti Ismail,Siti Zainon Ismail, Yahya Isa, Zaen Kasturi, Zurinah Hassan.
Tiga ratus puisi akan mewarnai semua jejak penyair yang masuk seleksi dengan tema cinta dan religi, kebangsaan, legenda, alam dan lainnya. Buku ini akan semakin menarik jika seluruh peserta Temu Sastra Indonesia Malaysia masuk semua puisinya dalam kumpulan buku ini, namun panitia berfikir lain.

Menurut Enung Nurhayati, MA, Phd. Yang di hubungi atjeh weekly via telepon, puisi yang masuk untuk antologi Syair Persahatan Dua Bangsa di seleksi oleh Soni Farid Maulana dan Ewith Bahar, mereka sudah menjalankan tugas mereka dengan baik, meski ada puisi para peserta yang tidak masuk dalam antologi puisi ini, peserta tersebut tetap menjadi peserta yang diundang dan berhak ikut di acara ini.

Bentuk Acara yang akan di suguhkan dalam Temu Sastra Indonesia Malaysia adalah Seminar Sastra Indonesia-Malaysia, Bedah Karya, Launching buku antologi puisi melayu serumpun, ekspresi dan apresiasi sastra, perlombaan menulis dan pembacaan puisi untuk berbagai tingkatan dan wisata budaya.***Rahmad Sanjaya

Sumber http://atjehweekly.com/index.php/budaya/658-100-penyair-isi-antologi-syair-persahatan-dua-bangsa

Jumat, 03 Juli 2015

PESERTA TIFA NUSANTARA 2

Maklumat 8/dkkt/tn/juni/2015 
Tifa Nusantara 2 digelar oleh Dewan Kesenian 
Kabupaten Tangerang (DKKT) berupa “temu kangen” 
dan “temu karya”. 
Temu Kangen mempertemukan para penyair beragam 
usia dalam silaturahmi yang indah; bakar jagung, ngopi, 
pesta puisi, dan kegiatan rekreatif seperti outbond. Di 
celah acara ini digelar juga seni tradisi dan pameran 
senirupa. 
Temu Karya diawali dengan peluncuran antologi Tifa 
Nusantara 2 bersama buku-buku karya para peserta. 
Dalam kegiatan ini, di samping diskusi serius digelar 
juga bincang ringan ihwal geliat sastra di daerah, sastra 
masuk sekolah, dan ihwal Tifa Nusantara 3. 
Tifa Nusantara 2 yang membumi berupa tenda budaya, 
insyaallah, pada 27 s.d. 29 Agustus 2015 mengundang 
161 peserta terpilih, dalam hal ini membukukan 161 dari 
1.161 puisi. Surat resminya akan kami kirimkan dalam 
dua minggu ini. 
Terima kasih kepada segenap sahabat yang telah 
mengirimkan karyanya. Sungguh, seluruhnya adalah 
karya yang adiluhung. Mohon maaf bahwa pada 
akhirnya kami terpaksa membatasi jumlahnya. Hal yang 
tentunya dimaklumi bersama. 
Tifa Nusantara = temu kangen + temu karya = susastra 
+ cinta nusantara 
Alhamdulillah. Terima kasih. 
Tangerang, 22 Juni 2015 
Rini Intama + Ayu Cipta + eL Trip Umiuki 
PESERTA TIFA NUSANTARA 2 
1. A.Nabil Wibisana (Kupang) 
2. Abah Yoyok (Tangerang) 
3. Abimanyu Hadi Sukoro (Tangerang) 
4. Achmad Dasuki (Tangerang) 
5. Ade Riyan Purnama (Jakarta) 
6. Adriana Tjandra Dewi (Jakarta) 
7. Agus Chaerudin (Tangerang) 
8. Agustinus Wahyono (Kaltim) 
9. Aksan Taqwin Embe (Tangerang) 
10. Ali Satri Efendi (Bekasi) 
11. Ali Syamsudin Arsi (Kalsel) 
12. Aloeth Pathi (Pati) 
13. Aly D Musyrifa (Yogyakarta) 
14. Alya Salaisha (Bekasi) 
15. Andre Theriqa (Tangerang) 
16. Anna Mariyana (Kalsel) 
17. Anggi Putri (Surabaya) 
18. Arafat Ahc (Demak) 
19. Ardi Susanti (Tulungagung) 
20. Arif Khilwa (Pati) 
21. Arsyad Indradi (Kalsel) 
22. Ary Nurdiana (Madiun) 
23. Astri Anjani (Jakarta) 
24. Atin Lelya Sukowati (Yogyakarta) 
25. Aulia Nur Inayah (Tegal) 
26. A’yat Khalili (Madura) 
27. Ayid Suyitno (Bekasi) 
28. Ayu Cipta (Tangerang) 
29. Azizah Nur Fitriana (Medan) 
30. Bambang Eka Prasetya (Magelang) 
31. Bambang Widiatmoko (Bekasi) 
32. Betta Anugrah Setiani (Bogor) 
33. Budhi Wiryawan (Yogyakarta) 
34. Budhi Setyawan (Bekasi) 
35. Bustan Basir Maras (Yogyakarta) 
36. Citra Sasmita (Bali) 
37. Daru Maheldaswara (Yogyakarta) 
38. Dedet Setiadi (Magelang) 
39. Destiyandi Kurniawati (Tangerang) 
40. Dharmadi (Purwokerto) 
41. Dian Hartati (Bandung) 
42. Dian Rusdiana (Bekasi) 
43. Dianing Widya (Depok) 
44. Didi Kaha (Tangerang) 
45. Dimas Arika Mihardja (Jambi) 
46. Dimas Indiana Senja (Yogyakarta) 
47. Doddi Ahmad Fauji (Bandung) 
48. Duta L. Dudikoff (Palembang) 
49. Dwi Klik Santosa (Jakarta) 
50. Ekohm Abiyasa (Karanganyar) 
51. Eko Ragil Ar-Rahman (Riau) 
52. Elisyus (Depok) 
53. eL Trip Umiuki (Tangerang) 
54. Emi Suy Hariyanto (Jakarta) 
55. En Kurliadi Nf (Bekasi) 
56. Enes (Tangerang) 
57. Encep Abdullah (Serang) 
58. Fahmi Wahid (Kalsel) 
59. Faizy Mahmoed Haly (Demak) 
60. Fajar Timur (Tangerang) 
61. Fileski (Surabaya) 
62. Fina Lanahdiana (Kendal) 
63. Fitrah Anugerah (Bekasi) 
64. Gampang Prawoto (Bojonegoro) 
65. Gito Waluyo (Serang) 
66. Giyanto Subagio (Jakarta) 
67. Gustu Sasih (Lombok) 
68. Hadi Sastra (Tangerang) 
69. Hardi Rahman (Tangerang) 
70. Hasan Bisri BFC (Bogor) 
71. Helwatin Najwa (Kalsel) 
72. Hermansyah Adnan (Banda Aceh) 
73. Herwan FR (Serang) 
74. Humam S. Chudori (Tangerang) 
75. Husnul Khuluqi (Banyumas) 
76. Iberahim (Kalsel) 
77. Ibramsyah Amandit (Kalsel) 
78. Ignatius Dwiana (Yogyakarta) 
79. Imam Budiman (Kaltim) 
80. Iman Sembada (Depok) 
81. Irna Novia Damayanti (Purbalingga) 
82. Juftazani (Tangerang) 
83. Jumari HS (Kudus) 
84. Koez Arraihan (Yogyakarta) 
85. Kurnia Hidayati (Batang) 
86. L. Surajiya (Yogyakarta) 
87. Lailatul Kiptiyah (Mataram) 
88. Lunar Nurmalam (Tangerang) 
89. Mahroso Doloh (Purwokerto) 
90. Majenis Panggar besi (Bengkulu) 
91. Maria Roeslie (Kalsel) 
92. Mirza Sastroatmodjo (Pati) 
93. Moh. Ghufron Cholid (Madura) 
94. Muhammad Asqalani eNeSTe (Riau) 
95. Muhammad Lefand (Jember) 
96. Muhammad Musyaffa (Banyumas) 
97. Muhammad Rois Rinaldi (Cilegon) 
98. Muhammad Subhan (Padang) 
99. Mustafa Ismail (Tangerang) 
100. Mustaqiem Eska (Palembang) 
101. Nana Sastrawan (Tangerang) 
102. Nani Karyono (Bandung) 
103. Nani Tandjung (jakarta) 
104. Nastain Achmad (Lamongan) 
105. Nella S.Wulan (Bandung) 
106. Niam At-Majha (Pati) 
107. Niduparas Erlang (Serang) 
108. Niken Kinanti (Pati) 
109. Nila Hapsari (Bekasi) 
110. Noi Bonita (Serang) 
111. Novy Noorhayati Syahfida (Tangerang) 
112. Nuniek Kharisma Rosalina (Banjar) 
113. Nuning Kusumaning Palupi (Semarang) 
114. Nurhadi (Kendal) 
115. Nuyang Jaimee (Jakarta) 
116. Otto Sukatno CR (Yogyakarta) 
117. Pudwianto Arisanto (Jakarta) 
118. Rahmi Airin (Jakarta) 
119. Ratna Ayu Budhiarti (Garut) 
120. Ratna M. Rochiman (Bandung) 
121. Rezqie Muhammad AlFajar Atmanegara (Kalsel) 
122. Rg. Bagus Warsono (Indramayu) 
123. Ria Oktavia Indrawati (Depok) 
124. Rini Intama (Tangerang) 
125. Ritawati Jassin (Jakarta) 
126. Riyanto El Jameel (Karawang) 
127. Rizkia Hasmin (Padang) 
128. Salimi Ahmad (Tangerang) 
129. Seruni Unie (Solo) 
130. Sindu Putra (Lombok) 
131. Slamet Riyadi Sabrawi (Yogyakarta) 
132. Sofyan RH. Zaid (Bekasi) 
133. Sokanindya Pratiwi Wening (Lhokseumawe) 
134. Sri Runia Komalayani (Sukabumi) 
135. Sri Wintala Achmad (Cilacap) 
136. Steve Elu (Kupang) 
137. Sulaiman Djaya (Serang) 
138. Sulaiman Juned (Padang) 
139. Sus. S. Hardjono (Sragen) 
140. Suyitno Ethex (Mojokerto) 
141. Syarif hidayatullah (Kalsel) 
142. Syihabul Furqon (Sumedang) 
143. Tajuddin Noor Ganie (Kalsel) 
144. Tawakal M. Iqbal (Bogor) 
145. Thomas haryanto soekiran (Purworejo) 
146. Tjahjono Widarmanto (Ngawi) 
147. Tonganni Mentia (Toraja) 
148. Uki Bayu Sedjati (Tangerang) 
149. Umar Affiq (Rembang) 
150. Varikesit ‘ra (Tasikmalaya) 
151. Viddy AD Daery (Jakarta ) 
152. Villy J. Roesta (Tangerang) 
153. Wadie Maharief (Yogyakarta) 
154. Wans Sabang (Bekasi) 
155. Wanto Tirta (Banyumas) 
156. Weni Suryandari (Bekasi) 
157. Wiluning (Tegal) 
158. Windu Mandela (Sumedang) 
159. Yudi Damanhuri (Serang) 
160. Yuditeha (Solo) 
161. Yusran Arifin (Tasikmalaya) —