SELAMAT DATANG TO MY
Rumah karya moh. ghufron cholid, anda bisa bertamasya sambil membaca semua karya dan bisa mengomentarinya dengan penuh perenungan dan berdasar selera masing-masing. Jangan lupa ngisi data kehadiran.Ok!

Jumat, 06 Maret 2020

PEREMPUAN BERWAJAH BUNGA



: Azridah Ps Abadi

kalau mata tak jua
tiba, saling cerita
ketika kau perempuan
yang menggenggam bunga
bergegas menuju tanah doa
tanah kesaksian yang rindang
yang membuatmu lupa pada linang
dan panggilan sayang
kampung halaman

aku, rekah bunga di kejauhan
yang tak sempat memenuhi panggilan
tak sempat menerjemah harapan
layaknya hujan kasmaran
yang menjadikan tanah subur pengertian

angin yang asin
tembakau yang pukau
tempatku menatap
tempatku mengurai degup
ketika kau perempuan yang bunga
rekah, wangi cita
di tanah yang kusebut bunda

percayalah, selalu ada perjumpaan lain
ketika kenyataan
tak segera menyalami harapan
waktu sedang bicara ketabahan

Madura, 17 November 2014
-maaf tak bisa hadir ke PSBNS di Bandung untuk sekedar menyaksikan akak baca puisi-

Kamis, 30 Januari 2020

Perjalanan Karya

Jazim Naira Chand membacakan satu puisi dalam buku puisi Bekal Termahal Seorang Istri di MA Nurudz Dholam Patemon Kedungdung Sampang, 24 Januari 2020

Selasa, 21 Januari 2020

Bekal Termahal Seorang Istri

Bekal Termahal Seorang Istri (FAM Publishing, 2019) merupakan buku puisi tunggal saya yang keempat, setelah Kamar Hati (Shell-Jagat Tempurung, 2012), Menemukan Allah (Pena House, 2016), dan Surga yang Dilahirkan (FAM Publishing, 2019).

Rabu, 14 Agustus 2019

DUA PUISI MOH. GHUFRON CHOLID DI KABAR MADURA (1 JULI 2019)



Moh. Ghufron Cholid
TADARUS PUISI SAMPANG

Sampang baik-baik  saja
Suarakan segala dengan merdeka
Sampai mata  hati tertutup, terbuka

Datanglah suka-cita
Dalam puisi sama
Kita agen-agen perdamaian

Penyair bukanlah seorang yang cengeng
Meski tak berada di jantung kota
Diksi-diksi tetap bisa bangunkan sukma cinta

Junglorong, 29 Mei 2019


Moh. Ghufron Cholid
SKETSA BLEGA

Yang membuatku nyaman
Masa kecil berlarian
Dalam keakraban

Pertengkaran-pertengkaran kecil
Yang pernah lahir
Bagian hidup penuh debar

Yang membuatku nyaman
Selepas bermain
Mata saling berkedip minta persetujuan

Blega adalah guru yang asyik
Bahagiaku terbentuk
Keakraban jadi tulang rusuk

Blega adalah rumah
Tempatku menerjemah
Ragam bentuk ibadah

Junglorong, 2019


Rabu, 20 Maret 2019

PUISI YANG MENYAKSI

Moh. Ghufron Cholid
Puisi yang Menyaksi
: Kiai Bagus Amirullah & Ust. Abdus Shomad

Telah kubuat puisi yang menyaksi
Dua hati telah rekat
Dalam tali ikat
Allah, Maha Rahmat

Pertemuan gerimis
Kau yang berdiri
Kau yang duduk
Telah jadi satu bentuk
Khsyuk

Dua hati telah jadi satu
Satu dalam keridhoan
Yang lebih maju

Maju dalam mengabdi
Mengabdi dalam rindu
Mengagungkan yang Maha Satu

Yang Madura, yang Riau
Yang Al-Amien Prenduan, yang merantau
Yang asing jadi sayang
Yang sayang jadi sembahyang

Allahu Akbar
Yang lain, yang kecil
Yang Jalil
Takkan pernah tersingkir

Torjunan, 19 Maret 2019

Rabu, 18 Mei 2016

Puisi-puisi Moh. Ghufron Cholid @Sayap Kata, Jumat 13 Mei 2016 (Edisi 19) Th. III


|KEPADA MATAHARI YANG ESOK PAGI DIUJI|

tetaplah pijar. Tak usah gusar. Tak usar getir
melangkah, melangkahlah selayak sungai mengantar nyeri
pada laut biar gelisah tak lagi bertaut


ujian bukan seberapa tinggi angka, mengeluarkanmu dari duka.
Tetapi, seberapa tahan diri menaklukkan ingin yang tak pernah mau
tunduk.

Junglorong, 2016

|KOPI RINDU|

biar, biarkan kuteguk rindu biar kalbu peka kehadiranmu
rindu, terteguk sirnalah kutuk terasahlah, khusyuk

Junglorong, 2016
Biodata Penulis

Moh. Ghufron Cholid adalah nama pena Moh. Gufron, S.Sos.I, penyuka puisi, cerpen, pantun dan esai. Karya lainnya bisa dibaca di mohghufroncholid.blogspot.com. Buku puisi terbarunya Menemukan Allah (Pena House, 2016). Bermukim di Madura.

Selasa, 03 Mei 2016

DUA PUISI DI BULETIN JEJAK EDISI APRIL

 

Moh. Ghufron Cholid
PEREMPUAN SENJA TUTONG
: Mama Yatie Atie
1
matahari berkemas
menidurkan sinarnya
tanganmu cekatan
meracik bumbu degup
aku, tak lagi berteman
gugup

2
selalu ada rekah senyum
tiap kutatap wajahmu
rembulan hinggap di
keningmu malu-malu
kau begitu telaten
menenun tradisi
aku; keterasingan yang
berlari
3
abjad-abjad rindu,
merapat
memasuki kamar ingat
begitu lekat
tiap kutatap album
kenangan
4
masih kuingat, hujan
turun pelan
tiap kali kita bertukar
masa depan
5
hujan reda, kau bariskan
nasehat
tersenyumlah, hidupmu
masih panjang
berikan segala yang
meredakan linang
Tutong Brunei-Madura, 2013-2016


Moh. Ghufron Cholid
BULAN PUTIH

bulan putih
: kau, kasih
malam gelisah
tak singgah
di kedalaman ruh

reranting gelisah
patah

sinarmu, sinarmu dan sinarmu
pancaran mahabbah

Junglorong, 10 April 2016