MEMANDANG TENANG TELAGA
memandang tenang telaga
cinta berbaris rapi
merias hati
alam begitu teduh
menetap dalam tubuh
pedih, perih juga riuh
tak lagi singgah
memandang tenang telaga
serupa membaca riwayat cinta
pengembara yang telah temukan rusuknya
Junglorong, 28 Agustus 2015
MELEPAS
melepasmu di bandara
membiarkanmu kecup angkasa
getir, khawatir
adalah debar
tak bisa kuhindar
aku; burung
patah sayap
aku coba mengubur gugup
sekedar menafasi ketegaran
tak ingin ditumbuhi khawatir
sebab membakar semangat
memalingkan segala kemungkinan
menyematkan yakin
jalan yang mesti kutempuh
biar kau-aku tak rapuh
Bandara-Junglorong, 2014-2015
LUKISAN HATI SEORANG KEKASIH
rindu ini menua
bayangmu tempati sukma
waktu: kesepian
aku kesetiaan
berjalan mengintimi detak
mengintimi tapak
ketiadaanmu: kehampaan
cintamu menguatkan
senyummu meneduhkan
tiada kau
suaramu membangkitkan
aku tak sendiri
puisi-puisimu mengakar
buatku sabar
wangi kenangan
tak henti kukenakan
sampai segala
kembali bermula
semoga pertemuan kedua
segera tiba
Junglorong, 17 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar