MERAWAT CINTA
alpa langit lupa bumi
mata sayu lautlah daku
masa lalu tiba lara
letup ingat kamu tamu
suka kamu mata cinta
benci kamu mata duka
satu tubuh satu jiwa
satu suka satu syurga
laki laku lika liku
rasa tumbuh suka utuh
kamu tiba dalam kalbu
duka lari raib letih
hati hati asah rasa
kuat duga kuasa lara
mata duga kuat duka
rawat cinta purna bahagia
Madura, 13 Oktober 2014
MENGENALKAN IBU
ibu tempat bertapa segala
musim yang berganti rupa
dalam dada yang dharma
terlerai luka sepanjang usia
ibu tempat mengurai seluruh
asa cipta rasa tersepuh
sejarah rona berbinar sukma
sirna duka bertamu bahagia
ibu mata doa segala
masa lalu kini nanti
matahari rebah berkerlingan senja
menidurkan angkuh dalam diri
ibu mula cinta tiba
saat restu Esa tapa
masa suka masa duka
ibu guru segala usia
Madura, 13 Oktober 2014
KETULUSAN
Hari belum tua ketika kau menyemai ketulusan dan menanam biji cahaya
Sepi yang merajam tak sanggup sembunyikan segala
Selalu ada musim berganti menempati hati
Ketulusan senantiasa pijar walau dalam hidup yang paling lumpur
Selalu saja getir berulang ketika hatimu yang karang
Masih mampu tersenyum dalam duka yang paling dupa
Aku telah menerima kabar tentang pilihan berlari membawa segenap debar
Tak terhitung berapa banyak daun waktu gugur
Yang aku ingat ketulusan selalu mawar dalam ingat paling getir
Madura, 15 Oktober 2014
alpa langit lupa bumi
mata sayu lautlah daku
masa lalu tiba lara
letup ingat kamu tamu
suka kamu mata cinta
benci kamu mata duka
satu tubuh satu jiwa
satu suka satu syurga
laki laku lika liku
rasa tumbuh suka utuh
kamu tiba dalam kalbu
duka lari raib letih
hati hati asah rasa
kuat duga kuasa lara
mata duga kuat duka
rawat cinta purna bahagia
Madura, 13 Oktober 2014
MENGENALKAN IBU
ibu tempat bertapa segala
musim yang berganti rupa
dalam dada yang dharma
terlerai luka sepanjang usia
ibu tempat mengurai seluruh
asa cipta rasa tersepuh
sejarah rona berbinar sukma
sirna duka bertamu bahagia
ibu mata doa segala
masa lalu kini nanti
matahari rebah berkerlingan senja
menidurkan angkuh dalam diri
ibu mula cinta tiba
saat restu Esa tapa
masa suka masa duka
ibu guru segala usia
Madura, 13 Oktober 2014
KETULUSAN
Hari belum tua ketika kau menyemai ketulusan dan menanam biji cahaya
Sepi yang merajam tak sanggup sembunyikan segala
Selalu ada musim berganti menempati hati
Ketulusan senantiasa pijar walau dalam hidup yang paling lumpur
Selalu saja getir berulang ketika hatimu yang karang
Masih mampu tersenyum dalam duka yang paling dupa
Aku telah menerima kabar tentang pilihan berlari membawa segenap debar
Tak terhitung berapa banyak daun waktu gugur
Yang aku ingat ketulusan selalu mawar dalam ingat paling getir
Madura, 15 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar