DI MAKAM SUNAN GIRI
Di makam Sunan Giri
Berguguran daunan benci
Menatap nisan penuh nurani
Hujan doa guyur tak henti
Aku ragu mampukah nisanku seperti nisanmu
Terlukis rapi kearifan budi
Dalam mengabdi pada Ilahi
Semoga keraguan terobati
Kelak ketika aku mati
Kamar Hati, 2000-2012
MEMAKNAI SENYUM
Senyummu
Obat seribu luka di dada waktu
Di tiap desah nafasku
Yang tak kuberi tahu
Kamar Hati, 2004-2012
SEMOGA AIRMATA TAK LAGI MEMINANG GAZA
Seumur pelangi
Tangismu pecahkan langit sunyi
Belum lama berkencan harapan
Kau telah menjadi nisan
Memandangmu
Basahlah gurun haru dalam dadaku
Semoga airmata
Tak lagi meminang Gaza
Kamar Hati, 2012
IA YANG BERNAMA REMY SYLADO
Ia yang bernama Remy Sylado
Penyuka hitam-putih warnanya
Ramah orangnya
Bersahaja sikapnya
Malam mengantar sunyi
Segala menjadi puisi
Tandai jejak abadi
Kebersamaan perekat hati
Embun matanya teduhkan batin
Berkenalan dengannya
Menjabat aksara-aksaranya
Seumpama nikmati krupuk renyah rasanya
Kamar Hati, 2011-2012
DI MAKAM SUNAN AMPEL
Berpasang mata saling mencari jawaban
Kebenaran firman Tuhan
Mata takjub menuntun
Kabarkan batin
Makam Sunan Ampel tak pernah sepi
Bergemalah doa-doa menembus langit nurani
Lalu aku mengerti
Yang gugur di jalanNya tetap hidup dalam diri hamba Ilahi
Kamar Hati, 1995-2012
Sumber http://radarseni.com/2012/12/08/puisi-moh-ghufron-cholid/
Di makam Sunan Giri
Berguguran daunan benci
Menatap nisan penuh nurani
Hujan doa guyur tak henti
Aku ragu mampukah nisanku seperti nisanmu
Terlukis rapi kearifan budi
Dalam mengabdi pada Ilahi
Semoga keraguan terobati
Kelak ketika aku mati
Kamar Hati, 2000-2012
MEMAKNAI SENYUM
Senyummu
Obat seribu luka di dada waktu
Di tiap desah nafasku
Yang tak kuberi tahu
Kamar Hati, 2004-2012
SEMOGA AIRMATA TAK LAGI MEMINANG GAZA
Seumur pelangi
Tangismu pecahkan langit sunyi
Belum lama berkencan harapan
Kau telah menjadi nisan
Memandangmu
Basahlah gurun haru dalam dadaku
Semoga airmata
Tak lagi meminang Gaza
Kamar Hati, 2012
IA YANG BERNAMA REMY SYLADO
Ia yang bernama Remy Sylado
Penyuka hitam-putih warnanya
Ramah orangnya
Bersahaja sikapnya
Malam mengantar sunyi
Segala menjadi puisi
Tandai jejak abadi
Kebersamaan perekat hati
Embun matanya teduhkan batin
Berkenalan dengannya
Menjabat aksara-aksaranya
Seumpama nikmati krupuk renyah rasanya
Kamar Hati, 2011-2012
DI MAKAM SUNAN AMPEL
Berpasang mata saling mencari jawaban
Kebenaran firman Tuhan
Mata takjub menuntun
Kabarkan batin
Makam Sunan Ampel tak pernah sepi
Bergemalah doa-doa menembus langit nurani
Lalu aku mengerti
Yang gugur di jalanNya tetap hidup dalam diri hamba Ilahi
Kamar Hati, 1995-2012
Sumber http://radarseni.com/2012/12/08/puisi-moh-ghufron-cholid/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar